Pendahuluan
Anak-anak, pernahkah kalian ikut musyawarah di kelas? Misalnya saat memilih ketua kelas, menentukan aturan piket, atau merencanakan acara perpisahan. Dalam musyawarah itu, tentu ada banyak pendapat. Ada teman yang ingin si A jadi ketua, ada yang memilih si B. Ada juga yang mengusulkan aturan piket dibuat bergilir setiap minggu. Dari perbedaan pendapat itu, akhirnya kelas kalian menyepakati keputusan bersama yang adil dan diterima semua.
Nah, kira-kira seperti itulah yang dialami oleh para tokoh bangsa kita pada tahun 1945. Mereka berkumpul untuk menentukan dasar negara Indonesia yang akan merdeka. Saat itu, bangsa kita sangat beragam. Ada banyak suku, bahasa, agama, dan budaya. Agar Indonesia bisa berdiri kokoh, dibutuhkan dasar negara yang mampu menyatukan semua perbedaan itu. Dari situlah lahirlah Pancasila.
Latar Belakang Sidang BPUPKI
Tahun 1945 adalah tahun yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Jepang, yang waktu itu menjajah Indonesia, mulai terdesak dalam Perang Dunia II. Jepang kemudian berjanji akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Untuk mewujudkan janji itu, Jepang membentuk sebuah badan bernama BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
BPUPKI beranggotakan tokoh-tokoh bangsa Indonesia. Mereka bertugas mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk berdirinya negara Indonesia. Salah satu tugas terpenting mereka adalah merumuskan dasar negara.
Dasar negara adalah pedoman atau fondasi yang menjadi landasan berdirinya sebuah negara. Tanpa dasar negara, ibarat rumah tanpa pondasi: mudah roboh. Karena itulah, para tokoh harus benar-benar bijaksana dalam menentukan dasar negara Indonesia.
Tokoh Perumus Dasar Negara
Dalam sidang BPUPKI, ada beberapa tokoh yang menyampaikan usulan tentang dasar negara.
-
Mr. Moh. Yamin
Beliau adalah seorang tokoh yang pandai berpidato dan ahli hukum. Dalam usulannya, ia mengemukakan lima asas dasar negara yang menekankan persatuan bangsa, kemanusiaan, dan kesejahteraan rakyat. -
Prof. Dr. Soepomo
Beliau adalah seorang ahli hukum tata negara. Usulannya lebih menekankan pada persatuan bangsa yang tidak terpecah-pecah, serta pentingnya gotong royong sebagai ciri khas bangsa Indonesia. -
Ir. Soekarno
Pada tanggal 1 Juni 1945, Soekarno menyampaikan pidatonya yang bersejarah. Ia mengusulkan lima dasar, yaitu:-
Kebangsaan Indonesia
-
Internasionalisme atau perikemanusiaan
-
Mufakat atau demokrasi
-
Kesejahteraan sosial
-
Ketuhanan yang berkebudayaan
Kelima dasar itu kemudian diberi nama oleh seorang ahli bahasa, yaitu Pancasila. Kata "Pancasila" berasal dari bahasa Sanskerta: panca berarti lima, sila berarti dasar. Jadi, Pancasila artinya adalah lima dasar.
-
Pidato Soekarno pada 1 Juni 1945 inilah yang kemudian kita kenal sebagai lahirnya Pancasila.
Perjalanan Menuju Penetapan Pancasila
Setelah pidato Soekarno, para tokoh terus berusaha menyempurnakan dasar negara. Mereka kemudian membentuk panitia kecil yang dikenal dengan nama Panitia Sembilan. Panitia ini menghasilkan rumusan yang disebut Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945.
Namun, setelah melalui berbagai pembahasan dan pertimbangan agar dasar negara bisa diterima seluruh rakyat Indonesia, akhirnya pada 18 Agustus 1945, sehari setelah proklamasi kemerdekaan, Pancasila ditetapkan secara resmi dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar negara Republik Indonesia.
Makna Lahirnya Pancasila
Lahirnya Pancasila tidak sekadar sebuah peristiwa sejarah, tetapi juga mengandung makna yang sangat penting bagi bangsa Indonesia.
-
Sebagai Dasar Negara
Pancasila menjadi pondasi kokoh berdirinya negara Indonesia. Semua peraturan, undang-undang, dan kebijakan harus berdasarkan Pancasila. -
Sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Pancasila adalah petunjuk bagaimana kita hidup sebagai bangsa yang beragam. Nilai-nilai Pancasila harus diwujudkan dalam sikap sehari-hari. -
Sebagai Pemersatu Bangsa
Indonesia terdiri atas lebih dari 17.000 pulau, ratusan suku bangsa, dan berbagai agama. Pancasila menjadi perekat yang menyatukan semuanya dalam satu ikatan, yaitu bangsa Indonesia.
Pancasila dan Kehidupan Sehari-hari
Anak-anak di Yogyakarta tentu sering mendengar semboyan Jawa: “Hamemayu Hayuning Bawana”, yang artinya menjaga kelestarian dan keindahan dunia. Nilai ini sejalan dengan Pancasila, yaitu mengajak kita menjaga harmoni dan kerukunan dalam hidup.
-
Ketika kalian berdoa sebelum belajar, itu mencerminkan sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa.
-
Saat kalian membantu teman yang kesulitan, itu mencerminkan sila kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab.
-
Jika kalian menghargai perbedaan hobi atau bahasa teman, itu adalah contoh sila ketiga: Persatuan Indonesia.
-
Musyawarah memilih ketua kelas mencerminkan sila keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan.
-
Dan berbagi makanan dengan teman atau ikut kerja bakti di kampung adalah contoh sila kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Jadi, Pancasila bukan hanya sejarah, tapi juga harus hidup dalam perilaku kita setiap hari.
Lambang Pancasila pada Garuda
Selain dikenal sebagai dasar negara, Pancasila juga digambarkan dalam lambang negara Indonesia: Burung Garuda Pancasila.
-
Sila Pertama: Bintang di tengah perisai → melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
-
Sila Kedua: Rantai emas → melambangkan persaudaraan dan kemanusiaan.
-
Sila Ketiga: Pohon beringin → melambangkan persatuan bangsa.
-
Sila Keempat: Kepala banteng → melambangkan musyawarah.
-
Sila Kelima: Padi dan kapas → melambangkan keadilan dan kesejahteraan.
Selain itu, jumlah bulu pada burung Garuda juga memiliki makna khusus:
-
Jumlah bulu sayap = 17 (tanggal proklamasi)
-
Jumlah bulu ekor = 8 (bulan proklamasi, Agustus)
-
Jumlah bulu di bawah perisai = 45 (tahun proklamasi, 1945)
Dengan begitu, burung Garuda mengingatkan kita pada tanggal 17 Agustus 1945, hari kemerdekaan Indonesia.
Rangkuman
-
Pancasila lahir dari sidang BPUPKI tahun 1945.
-
Tokoh perumus dasar negara: Moh. Yamin, Soepomo, dan Soekarno.
-
Soekarno menyampaikan pidato pada 1 Juni 1945 yang berisi lima dasar, kemudian disebut Pancasila.
-
Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara pada 18 Agustus 1945.
-
Pancasila memiliki lima sila dengan lambang berbeda dalam perisai Garuda.
-
Pancasila adalah dasar negara, pandangan hidup, dan pemersatu bangsa Indonesia.
Refleksi untuk Siswa
-
Bagaimana jika para tokoh bangsa dulu tidak bersatu dalam musyawarah? Apakah Indonesia bisa merdeka?
-
Menurut kalian, contoh apa saja yang bisa dilakukan di sekolah untuk menunjukkan nilai Pancasila?
-
Mengapa kita harus menghargai perbedaan teman, baik di kelas maupun di lingkungan sekitar?
0 komentar:
Posting Komentar