Anak-anak, hari ini kita akan bicara tentang sesuatu yang kelihatannya sederhana, tapi sebenarnya sangat penting untuk hidup kita sehari-hari. Namanya adalah sugesti. Ada juga dua temannya, yaitu manipulasi dan persuasi. Wah, namanya kok seperti pelajaran orang dewasa, ya? Tapi tenang, kita akan bahas dengan cara yang mudah dan menyenangkan.
Coba kalian bayangkan begini. Suatu hari kalian sedang berjalan pulang sekolah, lalu ada orang bilang, “Nak, tolong bantu angkat barang ini, kamu kan anak baik.” Nah, tanpa sadar, kalian merasa terdorong untuk membantu, karena dibilang “anak baik”. Itu contoh sugesti. Kata-katanya membuat pikiran kalian seperti terdorong melakukan sesuatu, walaupun sebelumnya belum tentu kalian mau melakukannya. Kadang sugesti bisa membuat kita semangat, kadang juga bisa bikin kita ragu, atau bahkan takut.
Sugesti itu seperti bisikan lembut yang masuk ke pikiran kita dan mengajak kita berpikir atau bertindak. Tapi tidak selalu buruk, ya. Sugesti bisa baik, kalau digunakan untuk hal-hal yang membangun. Misalnya, saat kalian berkata pada diri sendiri, “Aku bisa! Aku pasti bisa menyelesaikan soal ini.” Itu adalah sugesti positif. Tapi ada juga sugesti yang negatif. Misalnya, seseorang bilang, “Kamu nggak usah ikut lomba, kamu kan nggak jago.” Nah, kalau kita percaya omongan itu, lama-lama kita jadi ragu, padahal sebenarnya kita mampu.
Lalu, apa bedanya dengan manipulasi dan persuasi? Kita bedakan pelan-pelan, ya. Manipulasi itu biasanya punya niat tersembunyi. Orang yang memanipulasi seringkali memakai kata-kata yang seolah-olah baik, tapi sebenarnya ingin memanfaatkan kita. Misalnya, ada teman berkata, “Kalau kamu nggak kasih aku jawaban saat ulangan, berarti kamu bukan sahabatku.” Padahal itu bukan ajakan yang baik. Itu tekanan. Itu manipulasi.
Sedangkan persuasi adalah ajakan yang sopan dan jujur. Contohnya, “Ayo, kita belajar bareng biar sama-sama ngerti.” Atau, “Aku yakin kamu bisa, ayo kita coba pelan-pelan.” Nah, kalau persuasi, biasanya terasa ringan dan membuat kita merasa senang diajak, bukan terpaksa.
Sugesti, manipulasi, dan persuasi ini semua masuknya lewat apa, sih? Lewat pikiran kita. Dan pikiran itu punya dua bagian. Ada yang disebut pikiran sadar, dan ada yang disebut pikiran bawah sadar. Pikiran sadar adalah pikiran yang kita pakai saat sedang berpikir logis, saat memilih, memutuskan, atau menjawab soal. Kalau aku tanya, “Berapa 5 tambah 4?” lalu kalian mikir dulu dan jawab “sembilan!”, itu kerja pikiran sadar.
Tapi ada bagian pikiran yang lebih dalam, diam-diam bekerja tanpa kita sadari. Namanya pikiran bawah sadar. Ini seperti ruangan di dalam hati dan pikiran kita yang menyimpan kebiasaan, ingatan, rasa takut, rasa senang, semua yang kita alami berulang-ulang. Misalnya, kalau kalian setiap pagi diberi semangat oleh ibu atau guru dengan kata-kata “Kamu hebat, kamu bisa!”, maka lama-lama pikiran bawah sadar kalian percaya bahwa kalian memang hebat dan bisa. Tapi kalau setiap hari malah mendengar, “Kamu malas, kamu selalu salah,” maka hati-hati, pikiran bawah sadar kalian bisa ikut percaya dan jadi minder.
Karena itulah, penting sekali kita menjaga kata-kata yang masuk ke dalam diri kita. Kata-kata itu seperti benih. Kalau kita sering mendengar dan mengulang kata-kata yang baik, maka akan tumbuh kepercayaan diri, semangat, dan kebaikan. Tapi kalau kita dibiarkan mendengar dan mempercayai kata-kata yang menjatuhkan, maka bisa tumbuh rasa ragu, takut, bahkan tidak percaya diri.
Nah, kalian pasti pernah dengar kalimat seperti ini: “Ayo semangat, kamu pasti bisa!” atau “Jangan takut gagal, coba saja dulu!” atau “Teman sejati itu saling bantu, bukan saling menjatuhkan.” Itu semua contoh kalimat sugestif yang positif. Tapi kalian juga mungkin pernah dengar kalimat seperti: “Udah, kamu mah nggak bisa.” atau “Kalau kamu nggak nurut, nanti aku marah loh.” Nah, itu kalimat yang bisa menjadi sugesti negatif atau manipulatif. Kita harus belajar membedakan.
Setelah tahu semua ini, tugas kita bukan hanya menjaga diri dari kata-kata yang tidak sehat, tapi juga belajar berbicara yang baik pada diri sendiri dan orang lain. Kalau kita lihat teman yang sedang sedih, katakan, “Aku di sini kalau kamu butuh teman.” Kalau lihat teman takut maju ke depan, katakan, “Ayo, kita bareng-bareng. Kamu pasti bisa.”
Kita juga bisa melatih diri kita sendiri. Kalau kalian takut ulangan, ucapkan dalam hati, “Aku sudah belajar, aku bisa mengerjakan.” Kalau kalian mau tampil di depan kelas, ucapkan, “Aku berani. Walau grogi, aku tetap bisa.” Itu semua adalah latihan sugesti positif. Semakin sering kalian mengulangnya, semakin kuat rasa percaya diri tumbuh dari dalam.
Anak-anak, dunia ini penuh kata-kata. Tapi tidak semua kata-kata itu aman dan baik untuk kita telan mentah-mentah. Maka, tugas kalian adalah menjadi anak yang cerdas hati dan pikirannya. Dengarkan, rasakan, pikirkan, lalu pilih mana kata-kata yang bisa membuat kalian bertumbuh menjadi pribadi yang lebih hebat. Gunakan kata-kata seperti cahaya. Terangi dirimu, dan terangilah orang lain.
Terakhir, mari kita tanamkan dalam hati: “Aku bisa, aku berharga, aku berani berpikir dan memilih.” Karena pikiran kita adalah taman, dan sugesti adalah benih. Pastikan kalian menanam yang baik, agar tumbuh kebaikan dalam hidup.
Terima kasih, anak-anak. Semoga hari ini kalian pulang bukan hanya dengan ilmu, tapi juga dengan semangat baru dalam pikiran dan hati kalian.
0 komentar:
Posting Komentar