Sumber
Ekskavasi Balai Arkeologi Yogyakarta (2022–2023)
Dokumentasi visual situs Pleret
Laporan AntaraNews: “Temuan Struktur Batu Kuno di Pleret”
Cerita lisan warga Pleret
> “Ayo kumpul, anak-anak!”
Hari ini, kita semua bukan murid biasa. Kita adalah arkeolog muda!
Tugas kita: menyelidiki benteng batu kuno dan sungai rahasia yang pernah menjadi pertahanan utama Kerajaan Mataram Islam di Pleret.
Bayangkan kamu memakai topi lapangan, membawa senter, dan mengenakan sepatu boot berlumpur. Kamu berjalan perlahan mengikuti jejak batu-batu raksasa yang tertanam di bawah tanah selama ratusan tahun.
---
π§± Jejak Pertahanan Sebuah Kerajaan
Pada tahun 2022, sekelompok ahli dari Balai Arkeologi Yogyakarta menemukan tembok batu besar tersembunyi di bawah kebun warga Pleret. Panjangnya hampir 20 meter, lebarnya 2 meter, dan tingginya lebih dari 1 meter.
Batu-batu itu disusun rapat dan kokoh, seperti pelindung raksasa.
> “Guru… apakah ini benteng seperti di film-film kerajaan?”
Iya! Benteng ini dulunya menjadi bagian dari pertahanan utama Keraton Pleret. Dulu, raja dan prajuritnya menjaga kota ini dari serangan luar. Tembok ini memisahkan bagian dalam istana dengan dunia luar.
---
π Sungai Rahasia di Bawah Kerajaan
Bukan hanya batu yang ditemukan. Para arkeolog juga menemukan saluran air misterius. Sebuah struktur kuno seperti sungai kecil yang mengalir melewati bawah tanah.
Strukturnya dibangun dari batu bata dan batu andesit. Airnya mengalir dari bukit, disaring, lalu masuk ke halaman kraton.
> “Kenapa kerajaan butuh sungai rahasia?”
Karena air adalah kunci kekuatan kerajaan.
Dengan saluran air tersembunyi, kerajaan bisa mendapatkan air bersih untuk wudhu, memasak, dan bertahan dalam perang.
Bayangkan, di saat musuh mengepung kota… warga Pleret masih punya air. Mereka tidak kehausan. Itulah mengapa air adalah senjata tak terlihat.
---
π΅️♂️ Kita Jadi Arkeolog Muda
Ayo tutup mata kalian sejenak…
Bayangkan kalian menelusuri sisa benteng batu. Kalian menyentuh batu berusia 400 tahun. Keras, dingin, dan penuh lumut.
Lalu kalian mendengar suara air di kejauhan. Di balik semak, ada terowongan kecil yang nyaris tak terlihat. Kalian masuk pelan-pelan, senter di tangan. Bau tanah basah memenuhi hidung kalian.
> Dan… di sanalah, kalian melihat saluran air kuno yang dibangun oleh leluhur kita.
Rapi, kuat, dan masih mengalirkan air hingga hari ini.
Kamu tersadar:
Ini bukan dongeng. Ini nyata. Ini warisan kita.
---
π‘ Teknologi Zaman Dulu yang Luar Biasa
Banyak orang berpikir zaman dulu itu serba sederhana. Tapi Pleret membuktikan sebaliknya.
Raja-raja Mataram sudah tahu cara membuat:
Tembok batu pertahanan
Saluran air tersembunyi
Tata kota dengan pusat kekuasaan, spiritual, dan ekonomi
Semua dibangun tanpa alat berat.
Tanpa semen modern.
Tapi bisa bertahan lebih dari 300 tahun.
Itulah kekuatan ilmu, kerja sama, dan tekad.
---
πͺ Persuasi: Kita Harus Mewarisi Semangat Mereka
Anak-anak…
> Kalau dulu orang bisa menyusun batu raksasa hanya dengan alat sederhana…
Maka hari ini, kalian pasti bisa menyusun ilmu dan semangat untuk membangun masa depan.
Jangan pernah anggap enteng diri sendiri.
Kalian adalah generasi pewaris.
Bukan hanya pewaris cerita… tapi pewaris semangat membangun, semangat melindungi, dan semangat menciptakan solusi.
Tembok itu bukan sekadar batu.
Itu lambang keteguhan.
Sungai itu bukan sekadar air.
Itu lambang kehidupan yang terus mengalir.
---
π Pertanyaan Refleksi untuk Siswa
1. Jika kamu adalah arkeolog, bagian mana dari Kerajaan Pleret yang paling ingin kamu teliti?
2. Apa yang bisa kamu pelajari dari sistem pertahanan dan saluran air kerajaan dahulu?
3. Menurutmu, bagaimana cara kita menjaga warisan seperti ini agar tetap lestari?
0 komentar:
Posting Komentar